Selasa, 5 Juli 2011 | 17:29 WIB
DENPASAR - Umat Hindu di Bali yang besok akan merayakan Galungan, Selasa (5/7/2011) beramai-ramai memasang penjor di depan rumah mereka. Jutaan penjor yang tingga menjulang ini menghiasi Pulau Dewata dan pernak-pernik cantiknya menjadi pemandangan menarik bagi pengguna jalan yang melintas.
Pemasangan penjor atau bambu yang berisi hiasan sebagai salah satu sarana Galungan ini merupakan tradisi yang selalu dilakukan pada penampahan atau sehari sebelum Galungan.
Penjor yang ditegakkan warga Bali jelang Galungan ini bukan hanya sekadar penjor hias karena ada tata cara sendiri dalam membuat sebuah penjor yang tujuannya sebagai sarana upacara.
Selain bambu dengan panjang sekitar 10 meter, unsur-unsur penjor yang harus disiapkan adalah beragam hasil bumi seperti kelapa, sebagai simbol kekuatan Hyang Rudra, Janur sebagai simbol kekuatan Hyang Mahadewa, Daun-daunan (plawa) sebagai simbol kekuatan Hyang Sangkara, Pala Bungkah dan Pala
Gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu, yang terakhir Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu.
Gantung sebagai simbol kekuatan Hyang Wisnu, yang terakhir Tebu sebagai simbol kekuatan Hyang Sambu.
Kemudian pada ujung penjor dipasang sampian yang terdiri dari sirih, kapur, pinang, dan bunga. Bagi umat Hindu, Penjor di hari raya Galungan ini bermakna sebagai tegaknya Dharma atau kebaikan. "Intinya sebagai rasa ucapan syukur kepada Tuhan," kata Wayan Handi Kurniawan, salah seorang warga Bali yang merayakan Galungan.
Usai membuat sebuah penjor, warga kemudian memasang di depan rumah mereka dengan sanggah atau lengkungan ujung menghadap ke jalan dan ditancapkan pada lebuh di depan sebelah kanan pintu masuk pekarangan.
sumber : kompas