Lokasi kejadian penusukan di Jalan WR Supratman, Denpasar, Jumat (5/2/2016) |
DENPASAR - Made Kerti langsung syok bahkan sampai pingsan dua kali saat mengetahui keponakannya, Ni Kadek Narwi (46), terbujur bersimbah darah di natah rumahnya di Jl WR Supratman Gang Sambek III, Banjar Dangin Tangluk, Denpasar Timur, Bali, Jumat (5/2/2016) pagi.
Tepat di Hari Sugihan Bali, Narwi tewas setelah ditusuk 14 kali.
Ironisnya, sang pelaku pembunuhan adalah saudara sendiri.
“Awalnya saya menduga Narwi meninggal karena jatuh, namun setelah polisi datang saya baru diberitahu bahwa pelakunya adalah saudara tirinya sendiri,” ucap Made Kerti saat ditemui di rumah duka, kemarin.
Sang pelaku adalah I Ketut Sudirta (39).
Korban dan pelaku tinggal bersama dalam satu rumah dan terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) yang sama.
Kerti juga tak menduga keponakannya tewas ditusuk karena luka tusukan tertutup oleh banyaknya darah yang keluar.
"Sudirta kemudian mengaku pada polisi bahwa telah membunuh Narwi sembari memegang pisau mutik yang ia gunakan," tutur Kerti dengan suara lirih.
Informasi dari pihak keluarga, pelaku Sudirta mengalami gangguan jiwa sejak 10 tahun lalu.
Pelaku sudah keluar masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli kurang lebih sebanyak 8 kali.
“Ya kakak saya mengalami gangguan jiwa sudah sejak lama. Sudah hampir 8 kali keluar masuk RSJ Bangli. Mulai 2012 sudah mulai sadar, tapi kadang masih sering kumat,” jelas Putu Ariana (33), adik kandung dari pelaku.
Saksi Nyoman Sutiasa (46) adalah orang pertama yang mengetahui peristiwa pembunuhan saudara tiri ini.
Pada pagi hari, ia mendengar jeritan dari korban.
Setelah menuju sumber suara, Sutiasa mendapati Narwi sudah tergeletak dengan pakaian adat madya dan kepala menghadap ke arah barat.
Keluarga pun segera melarikan korban ke Rumah Sakit Puri Raharja.
Namun, Narwi menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Tadi pagi itu saya dengar ada teriakan. Pas saya ke sana ternyata korban lagi tergeletak. Dari tubuhnya banyak keluar darah akibat luka tusukan,” ujar Sutiasa.
Dr Made Sukma dari RS Puri Raharja menjelaskan korban mengalami sejumlah luka tusukan. Paling banyak di sekitar dada.
“Korban mengalami luka tusukan sebanyak 14 kali dengan menggunakan pisau mutik. Bagian yang terkena tusukan di antaranya perut kiri atas 1 kali, dada sebanyak 9 tusukan, dan punggung korban ditusuk 4 kali. Korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan jenazah korban akan dititipkan di RS Sanglah atas permintaan keluarga, mengingat sekarang keluarga korban ada upacara agama,” paparnya.
sumber : tribun