Selasa, 06 November 2012 07:59
![]() |
ist |
Kasus pengeroyokan itu sedang dalam proses penanganan Polda Bali. Belum diketahui pelaku dan motif penganiayaan itu, namun Gendo menduga penganiayaan terhadap dirinya itu terkait aktivitasnya di Walhi.
Gendo menceritakan kronologis penyerangan terhadap dirinya
kepada sejumlah wartawan. Saat itu dirinya sedang bekerja di kantor
pengacara Wihartono sekitar pukul 11.00 Wita, dua orang pria
berperawakan kecil mendatangi kantornya. Satu orang menunggu di depan
kantor dan satunya masuk ke dalam kantor dan menanyakan nama Gendo. "Dia
nanya mana namanya Gendo," ungkapnya kepada wartawan di Mapolda Bali
seusai melaporkan kasus tersebut.
Ia yang saat itu baru keluar dari kamar mandi dan langsung
mendatangi pria tersebut sambil memperkenalkan diri. Tidak ada sepatah
katapun yang keluar dari mulut pria itu. Sementara rekannya yang berada
di pintu hanya mengacungkan jempol lalu meninggalkan kantor. "Pria yang
satu lagi hanya duduk sambil melihat handphone. Lalu dia sempat nelpon
dan bilang akan kembali memanggil temannya. Waktu keluar dia
dijemput
belasan temannya naik motor," terang Gendo.
Mengetahui ada yang tidak beres, Gendo langsung menelpon
Wihartono dan rekannya Gung Jaya serta Gung Eka. Sekitar 30 menit
kemudian, dua pria yang beda dengan dua pria sebelumnya kembali datang
ke kantornya. "Keduanya berbadan kekar. Yang satu kecil yang satu
besar," paparnya.
Kedua pria ini lalu mendatangi Gendo ke mejanya dan langsung
melakukan penyerangan sambil mengatakan 'de macem-macem ci' secara
berulang-ulang. Gendo sempat menangkis dan berkelit dari serangan pria
ini. Namun satu pukulan telak mendarat di bibir Gendo dan langsung
mengucurkan darah segar. Usai melakukan penyerangan ini, kedua pria ini
kembali mengancam Gendo dengan kata-kata 'awas ci macem-macem nah'.
"Mereka pukul membabi buta sambil terus mengancam," urainya.
Setelah melakukan penyerangan, kedua pria ini sempat
mondar-mandir di depan kantor kemudian kabur dengan motor tanpa helm.
Akibat penyerangan ini, aktivis asal Gianyar ini luka robek di bibir,
gigi goyang, kepala pusing dan sempat mual-mual. Gendo mengatakan kedua
pria ini dijemput dua orang yang menggunakan dua motor. Namun Gendo
mengatakan tidak mengenal orang-orang tersebut. "Saya tidak lihat berapa
orang yang ada di depan kantor. Tapi mereka dijemput temannya naik
motor," lanjutnya.
Gendo yang sedang getol mengkritisi proyek Tahura (Taman Hutan
Rakyat) dan JDP (Jalan Diatas Permukaan) menduga jika penyerangan ini
terkait aktivitasnya di Walhi. Untuk itu ia meminta polisi bisa mengusut
pelaku penganiayaan terhadap dirinya. "Ya teman-teman bisa lihatlah
aktivitas saya di Walhi. Mungkin saja terkait Tahura atau JDP yang terus
saya kritisi," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Hariadi yang
ditemui membenarkan laporan penganiayaan atas nama I Wayan Suardana
alias Gendo. "Sekarang masih diproses dan dilidik," terang Hariadi.
sumber : MICOM