Kelima akomodasi pariwisata itu belum ada hasil dari verifikasinya. Pihaknya menargetkan sebelum pelaksanaan KTT APEC sebanyak 40 hotel di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya yang akan dijadikan tempat menginap para delegasi sudah seluruhnya diverifikasi. “Untuk mengejar sisanya maka setiap pekan akan diverifikasi dua hotel di kawasan tersebut. Sisanya adalah 35 hotel yang belum dilakukan pemeriksaan dari standar fasilitas dan keamanannya,” kata mantan bupati Gianyar itu. Verifikasi tersebut untuk mencocokkan antara hotel yang tersedia dengan standar yang harus dipenuhi. “Kami yakin dari sisi fasilitas dan standar hotel sudah terpenuhi, yang lebih mengkhawatirkan justru penyelesaian infrastruktur jalan dan bandara supaya tepat waktu,” ujarnya.
Menurut dia, Bali sebagai tuan rumah KTT APEC pada Oktober 2013, tidak hanya berdampak positif bagi hotel yang menjadi tujuan utama tempat menginap delegasi, tetapi juga hotel lainnya yang ditempati anggota keluarga delegasi. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ukus Kuswara, menambahkan bahwa kondisi keamanan di tanah air levelnya masih kalah dari negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura yang menduduki peringkat ke-13 dalam sistem pengamanan di dunia. “Sedangkan peringkat Indonesia dalam keamanan berada di urutan ke-70. Padahal rasa aman adalah salah satu faktor yang menentukan dalam menarik wisatawan mengunjungi suatu negara,” ujarnya.
Dia sering kali dihubungi oleh sejumlah agen dari negara lain yang bermaksud datang ke Indonesia, sekaligus menanyakan keamanan di tanah air. Hal tersebut tidak dapat dijawab begitu saja, sebab memerlukan kerja sama dengan pihak berwenang. Mengenai bandara, perluasan Bandara Ngurah Rai secara keseluruhan pembangunannya telah selesai 71 persen. Bahkan, untuk terminal internasional (paket 3) bangunan fisiknya telah rampung 89 persen. Pihak pelaksana proyek optimistis pada Juli mendatang bandara sudah bisa dioperasionalkan. “Semuanya berjalan lancar. Jadi bulan Juli nanti kami optimis sudah bisa beroperasi,” ujar Humas Pelaksana Proyek Bandara Ngurah Rai Trubus Suharsono, Kamis (25/4). Saat ini, katanya, pengerjaan terminal internasional sedang dikebut. Pasalnya, pada launching Juli nanti terminal internasional yang dioperasikan terlebih dahulu. Bahkan, untuk pemberangkatan domestik selama periode tertentu juga akan dilakukan di terminal ini. Khususnya untuk yang di lantai tiga.
“Nantinya terminal keberangkatan domestik juga akan dibuka di terminal internasional. Agar masyarakat juga bisa merasakan terminal yang baru,” jelas Trubus. Sedangkan Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav) berencana menambah layar monitor di menara pengawas lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC) Bandara Ngurah Rai. “Nanti kami akan menambah beberapa layar sehingga memudahkan kontrol lalu lintas udara,” kata Direktur Utama AirNav Indonesia Ichwanul Idrus pada pertemuan Forum Internasional Asosiasi ATC di Sanur, Denpasar, Rabu (24/4).
sumber : NusaBali