Headlines News :
Home » , , , , , , , , , , , , » Dinkes Minta Bandara Deteksi Penumpang

Dinkes Minta Bandara Deteksi Penumpang

“Deteksi awal bisa dilakukan dengan menggunakan detektor yang ada di bandara. Dari detektor tersebut akan terlihat peningkatan suhu tubuh penderita H7N9 yang biasanya di atas 38,5 derajat Celcius,” ujarnya. Namun, jelas dia, jika ditemukan penumpang dengan suhu tubuh tersebut, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena orang yang sakit flu pun sering suhu tubuhnya di atas 38,5 derajat Celcius. “Penumpang dengan suhu tubuh yang tinggi tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, terutama bagi mereka yang menunjukkan gejala seperti penderita flu burung dan pernah kontak dengan unggas yang sakit,” kata Suarjaya.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali meminta kewaspadaan petugas Bandar Udara Ngurah Rai agar lebih cermat mendeteksi penumpang untuk mencegah penularan virus H7N9 yang merupakan varian baru virus flu burung.

“Bandara dan pelabuhan menjadi gerbang untuk memfilter awal supaya tidak terjadi kasus penyakit yang datangnya dari luar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Selasa (7/5). Menurut dia, sampai saat ini di Bali memang belum ditemukan kasus penyakit akibat virus H7N9 yang marak terjadi di China. Meskipun demikian, kewaspadaan dan kesiapsiagaan tidak boleh dikesampingkan.

“Kami juga sudah menyampaikan surat edaran ke kabupaten/kota untuk kesiapsiagaan ini, termasuk berkoordinasi dengan dinas peternakan kalau ditemukan kematian unggas mendadak,” katanya. Dia mengharapkan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan petugas di Bandara Ngurah Rai dapat lebih ketat memeriksa setiap penumpang yang datang, terutama bagi wisatawan yang berasal dari daerah yang berisiko H7N9.

“Deteksi awal bisa dilakukan dengan menggunakan detektor yang ada di bandara. Dari detektor tersebut akan terlihat peningkatan suhu tubuh penderita H7N9 yang biasanya di atas 38,5 derajat Celcius,” ujarnya. Namun, jelas dia, jika ditemukan penumpang dengan suhu tubuh tersebut, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena orang yang sakit flu pun sering suhu tubuhnya di atas 38,5 derajat Celcius. “Penumpang dengan suhu tubuh yang tinggi tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, terutama bagi mereka yang menunjukkan gejala seperti penderita flu burung dan pernah kontak dengan unggas yang sakit,” kata Suarjaya.

Di sisi lain, pihaknya pun telah menyosialisasikan kepada puskesmas-puskesmas untuk lebih waspada melakukan pengamatan penyakit. Kalau ada kematian unggas disertai dengan penderita influenza, maka harus cepat diberikan tamiflu. “Stok tamiflu hingga saat ini masih ada sekitar 9.700 dosis,” imbuhnya. Sementara itu, jumlah korban jiwa akibat kasus flu burung di China terus bertambah. Otoritas kesehatan China menyebutkan empat lagi pasien dinyatakan meninggal akibat virus flu burung H7N9, menambah angka kematian menjadi 31 jiwa. Sedangkan jumlah orang terinfeksi bertambah dua menjadi 129 pasien. Para ilmuwan China sebelumnya menegaskan, virus H7N9 ditularkan dari ayam ke manusia.

Namun peneliti WHO menyatakan, 40 persen orang yang terinfeksi H7N9 tampaknya tidak memiliki kontak dengan unggas. Kepala Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan, strain flu burung jenis baru ini tidak memicu pandemi dalam bentuk yang sekarang. Namun belum dapat dipastikan apakah virus ini tidak akan bermutasi hingga menyebabkan pandemi serius.


sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen