JDP Target 40 Ribu Kendaraan Perhari

Rinciannya, 60 persen kendaraan mobil dan 40 persen dari sepeda motor. Dengan tarif untuk mobil Rp 8 ribu dan motor Rp 4 ribu. Jika ramalan ini sesuai dengan kenyataan, maka modal akan balik dalam jangka waktu setelah 10 tahun. "Tapi jika target itu tidak terpenuhi maka BEP (Break Even Point/Balik Modal) akan semakin lama terpenuhi," urainya. Sementara itu, untuk mengantisipasi cuaca yang tidak mendukung seperti angin maupun badai, jalur ini sudah disiapkan untuk buka tutup. "Karena kami juga ada pengukur kecepatan angin jadi secara aktif akan diinformasikan oleh pusat kontrol traffic," jelasnya. Namun dia mengharapkan bagi pengendara sepeda motor untuk membatasi kecepatan maksimal kendaraan, termasuk roda empat maksimal 80 km/perjam. Hal ini terkait dengan kondisi cuaca ditengah laut. "Pengendara harus hati-hati dan mentaati rambu-rambu yang ada di sana," pintanya.

DENPASAR - Potensi bisnis tol Jalan Diatas Perairan (JDP) di Bali dianggap masih belum menjanjikan. Untuk itulah tidak ada perusahaan swasta yang mau menanamkan modalnya untuk megaproyek ini. Berdasarkan hitung-hitungan kasar, bisnis ini akan balik modal jika ramalan sesuai dengan kenyataan.

Modal untuk membangun jalan terindah di Indonesia ini menghabiskan dana sebesar Rp 2,4 triliun. Dana ini, 70 persen diantaranya bersumber dari pinjaman bank kemudian 30 persen adalah modal perusahaan yang menamkan investasinya. “Kami harus membayar bunga bank 10 persen setiap tahunnya," kata Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Ahmad Tito Karim, Kamis (4/7) disela-sela temu media di Denpasar. Karena banyak mengandung resiko yang cukup besar ini, hanya perusahaan negara saja (BUMN, BUMD) yang berani menanamkan sahamnya ditambah lagi pemerintah daerah. Untuk kelas pemerintah daerah, hanya Pemprov Bali dan Pemkab Badung yang berinvestasi. Masing-masing menyertakan modalnya sebesar Rp 100 miliar atau 8 persen dari total saham. Lalu sampai kapan bisa balik modal? “Bisnis ini memang kurang menarik, tapi akan untung setelah 10 tahun, tapi itu dengan beberapa ketentuan," jelasnya. Ketentuannya adalah minimal dalam sehari kendaraan yang melalui jalur ini sebanyak 40 ribu kendaraan.

Rinciannya, 60 persen kendaraan mobil dan 40 persen dari sepeda motor. Dengan tarif untuk mobil Rp 8 ribu dan motor Rp 4 ribu. Jika ramalan ini sesuai dengan kenyataan, maka modal akan balik dalam jangka waktu setelah 10 tahun. "Tapi jika target itu tidak terpenuhi maka BEP (Break Even Point/Balik Modal) akan semakin lama terpenuhi," urainya. Sementara itu, untuk mengantisipasi cuaca yang tidak mendukung seperti angin maupun badai, jalur ini sudah disiapkan untuk buka tutup. "Karena kami juga ada pengukur kecepatan angin jadi secara aktif akan diinformasikan oleh pusat kontrol traffic," jelasnya. Namun dia mengharapkan bagi pengendara sepeda motor untuk membatasi kecepatan maksimal kendaraan, termasuk roda empat maksimal 80 km/perjam. Hal ini terkait dengan kondisi cuaca ditengah laut. "Pengendara harus hati-hati dan mentaati rambu-rambu yang ada di sana," pintanya.

Sementara itu, untuk mensosialisasikan atau memperkenalkan jalan tol karya anak bangsa ini, dalam waktu terdekat ini akan diselenggarakan jalan santai dan sepeda bersama yang diselenggarakan bekerjasama dengan Sekretariat Bersama Sepeda (Samas) Bali di tol JDP. "Acaranya dilaksanakan pada hari Sabtu (6/7) dimulai pukul 16.00 Wita. Kami harap peserta berkumpul di pintu masuk tol (pelabuhan) Benoa," kata Ketua Samas Bali, Dewa Made Merta Kota. 

dreamingpost.com____

sumber : Nusabali