Headlines News :
Home » , , , , » Australia Protes, Sakaratul 27 Menit, Mati Sia-sia, Eksekusi Duo Bali Nine

Australia Protes, Sakaratul 27 Menit, Mati Sia-sia, Eksekusi Duo Bali Nine

'Tangan Berdarah' Jokowi Muncul di Halaman Depan Media Australia
Mati Sia-sia, Ini Pernyataan Sikap Rohaniawan Duo Bali Nine

DENPASAR- Myuran Sukumaran dan Andrew Chan sudah dieksekusi mati oleh regu tembak, di Nusakambangan, Cilacap Jawa Tengah.

Atas eksekusi Duo Bali‎ Nine, Rohaniawan sekaligus sahabat keduanya, M.A. Mirdjaja menyatakan sikap.

"Andrew and Myuran adalah martir untuk revolusi hukum di Indonesia," ucapnya, melalui pesan singkatnya, Rabu (29/4/2015).

Menurut dia, dengan begitu, maka periode transisional justice (keadilan transisional) sangatlah penting.

Supaya, generasi bangsa Indonesia tidak membangun pondasi yang salah.

"Kebobrokan sistem hukum dan korupsi keadilan harus bisa kita lawan dengan value yang juga sesuai dengan jiwa zaman kita," tegasnya.

Karena itu, penghapusan hukuman mati adalah salah satu discourse (pembahasan) penting.

Pembahasan supaya generasi berikutnya tidak lagi mengulang kesalahan sejarah, yang menyebabkan orang orang seperti Andrew, Myuran, Okudili dan Raheem mati sia-sia.

"Kita harus bisa memastikan bahwa tidak ada lagi Andrew dan Myu lain akan mati di negeri ini. Kita harus pastikan bahwa negara tidak akan lagi merampas hak orang untuk bertobat," tukasnya.

Terpidana Menyanyi sambil Menuju Tiang Eksekusi

CILACAP - Eksekusi mati terhadap 8 gembong narkotika telah dilakukan pada Rabu (29/4/2015) dini hari di Nusakambangan.

Disebutkan bahwa beberapa di antara para terpidana itu bernyanyi satu sama lain saat mereka dibawa menuju tiang eksekusi, pada detik-detik sebelum peluru ditembakkan oleh para eksekutor.

“Mereka bernyanyi memuji nama Tuhan,” kata pastor Karina de Vega, rohaniawan pendamping terpidana yang berada di Nusakambangan saat eksekusi, seperti dikutip news.au.com, Rabu (29/4/2015).

“Mereka seperti terikat erat satu sama lain. Sebuah persaudaraan. Mereka menyanyikan beberapa lagu bersama, seperti sebuah paduan suara,” kata Karina de Vega.

“Benar-benar mempesona. Ini pertama kali saya menyaksikan orang-orang begitu gembira untuk menemui Tuhannya.”

Kidung rohani kristiani berjudul Amazing Grace yang dinyanyikan oleh salah-satu terpidana saat menuju eksekusi, memberi pengalaman yang digambarkan pastor Vega sebagai momen paling indah yang pernah ia saksikan.

Duo Bali Nine 27 Menit Sakaratul Maut Sebelum Meninggal ?

CILACAP - Eksekusi mati terhadap dua gembong narkotika asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dilakukan pada Rabu (29/4/2015) dini hari..

Laporan-laporan menyebutkan, setelah ditembak tepat di dada dan tembus jantungnya, Andrew dan Myuran butuh waktu 27 menit sakaratul maut sebelum benar-benar meninggal.

Namun demikian, sebuah sumber yang dikutip oleh media Australia news.au.com, Rabu (29/4/2015), menyebutkan bahwa keduanya meninggal dengan cepat.

“Mereka meninggal dengan cepat dengan sikap gagah perkasa dan bermartabat,” kata sumber itu.

Mengutip para petugas yang menyaksikan eksekusi, 8 orang terpidana yang ditembak mati di LP Nusakambangan itu dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (29/4/2015) dini hari pukul 01.02 WIB atau 27 menit setelah tembakan dilepaskan ke arah jantung mereka.

Namun, hitungan 27 menit itu, menurut news.au.com, merujuk pada waktu ketika 8 orang tersebut dinyatakan secara resmi meninggal dunia, bukan lamanya sakaratul maut mereka sebelum benar-benar meninggal.

Penasehat spiritual yang mendampingi Myuran dan Andrew hingga menit-menit terakhir sebelumnya dieksekusi adalah pendeta David Soper dan Christie Buckingham. Namun, keduanya tidak diizinkan untuk menyaksikan saat-saat eksekusi.

`Boikot Bali` Jadi Topik Ramai Usai Eksekusi Duo Bali Nine

MELBOURNE – Eksekusi mati terhadap dua gembong narkotika asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, Rabu (29/04/2015) dini hari tadi memantik reaksi dari Australia.

Rabu (29/4) pagi ini, konglomerat tambang asal Australia, Clive Palmer, menyerukan pada seluruh warga Australia untuk menunjukkan protesnya pada Indonesia dengan membatalkan perjalanan ke Bali.

“Saya meminta seluruh warga Australia untuk melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memprotes cara Indonesia menangani masalah (eksekusi) ini,” kata Palmer dalam pernyataannya yang dikutip news.au.com Rabu (29/4) pagi ini..

“Mereka bisa membatalkan liburan ke Bali dan datang ke Queensland…atau juga berupa penutupan operasi industri (Australia) di Indonesia.”

“Kita tak bisa melakukan banyak untuk orang-orang yang telah kehilangan nyawa dan keluarganya. Tapi, kita bisa memastikan bahwa mereka seperti sebuah mercusuar harapan bagi yang bakal mengalami nasib seperti mereka, agar nasib yang sama tidak dialami.”

Tanda pagar (hashtag) #boycottindonesia dan #boycottbali sempat menjadi topik yang ramai dibicarakan (trending topic) di media sosial pada pagi tadi, namun tak lama kemudian tergeser topik-topik lainnya..

Protes Eksekusi Mati, Australia Tarik Dubes dari Indonesia

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan bahwa dia telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Gibson sebagai bentuk protes atas eksekusi mati terhadap dua warga negaranya yang terlibat kasus narkoba, yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Eksekusi dilakukan pada Rabu (29/4/2015) pukul 00.30 di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

"Kami menghormati kedaulatan Indonesia, namun kami sungguh menyesalkan hal ini. Ini bukanlah urusan biasa," ujar Abbott kepada para wartawan di Canberra.

"Saya ingin menekankan bahwa ini adalah hubungan yang sangat penting antara Australia dan Indonesia. Hubungan ini rusak akibat apa yang terjadi dalam beberapa jam yang lalu,” ungkapnya.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, dubes Gibson akan kembali ke Australia pada akhir pekan ini.

'Tangan Berdarah' Jokowi Muncul di Halaman Depan Media Australia

DENPASAR - Pelaksanaan eksekusi terpidana mati di Nusakambangan menghiasi halaman depan media di Indonesia.

Begitu juga dengan halaman depan beberapa media di Australia, yang notabene merupakan Negara asal ‘Duo Bali Nine’, dua di antara delapan terpidana mati yang dieksekusi.

Satu di antara media negeri kangguru yang membuat halaman depannya ‘berhiaskan’ protes terhadap eksekusi yakni The Courier Mail.

Seperti dilansir News.comau Rabu (29/4/2015), pada halaman depan The Courier Mail terpampang sosok Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengenakan jas hitam, kemeja putih, peci hitam, dasi merah, dan pin merah putih di dada kirinya.

Dalam foto editan itu terlihat telapak tangan kanan Jokowi berlumuran darah.

Begitu juga dengan background-nya. Di sisi kiri merah putih di belakang Jokowi juga terlihat darah mengalir.

“Bloody Hands” (Tangan Berdarah) begitu The Courier Mail memberikan judul bersanding dengan gambar kontroversial tersebut.

Foto kontroversial tentang pemimpin Negara bukan sekali ini dibuat The Courier Mail.

Sebelumnya, editan dengan objek beberapa kepala Negara juga pernah menghiasi lembar The Courier Mail, yakni saat akan berlangsungnya KTT G20 di Brisbane, Australia.






sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen