Kunjungan wisatawan Asia ke Bali. Manajemen Bandara Ngurah menyiapkan diri menyambut lonjakan penumpang saat libur Natal dan tahun baru, terutama dari sisi keamanan |
MANGUPURA - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung memprediksi akan terjadi lonjakan wisatawan yang akan berlibur ke Bali, pada libur panjang Natal dan tahun baru (nataru). Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pengamanan salah satu bandara tersibuk di dunia ini diperketat, melibatkan aparat gabungan TNI/Polri, maupun security bandara.
General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai Trikora Harjo, mengatakan, lonjakan penumpang diperkirakan berkisar 12 persen daripada pergerakan penumpang pada saat hari normal. “Normalnya pergerakan penumpang baik internasional maupun domestik 30 ribu sampai 40 ribu orang per hari. Prediksi kami mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya akan terjadi lonjakan antara 10-12 persen,” katanya, Jumat (11/12).
Lonjakan kedatangan wisatawan ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai, berdasarkan prediksinya didominasi wisawatan asal Australia dan China. Trikora mengaku mendapatkan laporan dari pihak agen perjalanan jika libur nataru akan ada sekitar 10 ribu wisawatan asal China yang hendak berlibur ke Pulau Dewata.
“Laporan yang kami terima ada 10 ribu turis asal China yang akan ke Bali. Tapi ini baru informasi. Yang jelas kami akan mempersiapkan sebaik mungkin, menjadi tuan rumah bagi wisawatan yang akan berlibur ke Bali,” ucap Trikora.
Mengacu pada pengalaman tahun sebelumnya, lanjut Trikora, lonjakan wisatawan akan terjadi sejak H-7 dan berlangsung hingga H+7 tahun baru.
Bagaimana dengan pergerakan pesawat domestik dan internasional? Menurut dia masih normal. Pihaknya pun belum menerima pemberitahuan adanya tambahan penerbangan (extra flight) dari masing-masing maskapai penerbangan hingga kemarin sore. Tetapi dari prediksinya penambahan itu kemungkinan tetap ada, hanya belum ada laporan yang masuk. Rata-rata, imbuh Trikora, pergerakan pesawat masih berkisar 380 penerbangan per hari baik rute internasional maupun domestik.
Disinggung mengenai ketersediaan daya tampung bandara, mengingat diprediksi akan terjadi lonjakan penumpang hingga 12 persen, Trikora tak mempermasalahkan hal itu. “Kapasitas bandara menampung 25 juta per tahun, sedangkan saat ini baru sekitar 17 juta per tahun. Jadi tidak ada masalah untuk kapasitas daya tampung bandara,” tandasnya.
Terkait pengamanan bandara, pihaknya memastikan sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Dari aparat TNI AU/Polri, komite sekuriti, airlines, termasuk pecalang. Petugas gabungan tersebut memastikan areal bandara mendapatkan pengamanan ketat. Apalagi, kata Trikora, bandara saat ini berstatus ‘kuning’, yakni status waspada terhadap ancaman yang sewaktu-waktu bisa datang. “Ini juga ada kaitannya dengan ledakan bom di Prancis,” ucapnya.
Ekstra pengamanan dilakukan sejak penumpang menjejakkan kakinya di Bandara Ngurah Rai. “Makanya, kami juga bekerjasama dengan pihak imigrasi dan bea cukai untuk memperketat pengamanan bandara,” tandasnya sembari berucap jika bandara berencana membuka posko, terhitung H-7 sampai H+7 nataru.
sumber : NusaBali