DENPASAR -
Saat ditemukan, bayi berjenis kelamin perempuan tersebut dalam kondisi mengenaskan dengan 1 luka terbuka di bagian kepala serta bola mata kanan nyaris keluar. Belum diketahui pembuang bayi malang itu. Namun, dugaan awal bayi yang sudah cukup umur tersebut hasil hubungan gelap.
Awal mula penemuan mayat bayi tersebut diketahui oleh seorang instruktur surfing yang sedang melakukan aktivitasnya di Pantai Kuta. Kala itu, pelatih surfing bernama Andre Herman sedang memberikan pelatihan kepada sejumlah wisatawan asal Korea. Namun, setelah sejam berlatih dan hendak beristirahat, saksi yang tinggal di Jalan Benesari Gang Nakula No 1 Kuta, Badung, tersebut melihat benda yang menyerupai boneka mengambang sekitar 3 meter dari bibir pantai. Karena jaraknya sekitar 3 meter dari bibir pantai, kedalaman airnya sekitar 1,5 meter, saksi pun langsung menghampiri sesuatu yang disangkanya boneka. Saat itulah korban sangat terkejut melihat bayi perempuan dalam keadaan bola mata bagian kanan nyaris keluar.
Sontak saksi asal Kampung Rarahan, Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini langsung membungkusnya menggunakan baju. Selanjutnya, penemuan bayi perempuan dalam kondisi mengenaskan itu dilaporkan ke pihak Balawista. Petugas yang sedang berjaga kala itu langsung melaporkan penemuan tersebut ke kepolisian dan selanjutnya mengevakuasi mayat bayi itu ke RSUP Sanglah Denpasar untuk diotopsi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapolsek Kuta Kompol I Wayan Sumara membenarkan penemuan bayi berjenis kelamin perempuan yang mengambang di Pantai Kuta itu. Dikatakannya, pihak kepolisian sejauh ini masih mendalami keterangan sejumlah saksi di TKP penemuan bayi itu serta melakukan pemeriksaan sejumlah CCTVyang memungkinkan aksi pelaku terekam.
“Dugaan awal, pembuang bayi merupakan orangtua yang tidak menginginkan bayinya lahir ke dunia. Bisa juga bayi malang itu merupakan hasil hubungan gelap,” urai mantan Kapolsek Gianyar ini.
Dijelaskannya, dari hasil pemeriksaan anggota setelah ditemukan jenazah bayi, tali pusarnya masih menempel, di kepala bagian kirinya terdapat luka terbuka serta bola mata kanannya nyaris keluar. Bayi yang memiliki panjang 51 centimeter itu sudah dievakusai untuk diotopsi. “Kami masih menunggu hasil otopsi resminya. Kami juga terus melakukan pendalaman di TKP untuk menangkap pelaku pembuang bayi itu,” tuturnya.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi SpF SH membenarkan adanya kiriman jenazah bayi tersebut. Dikatakan, saat diterima bayi tersebut dalam kondisi sudah membusuk. Diperkirakan, bayi yang memiliki panjang 51 centimeter itu meninggal sekitar 4–5 hari sebelum ditemukan.
“Kami lakukan pemeriksaan luar (PL) sekitar pukul 11.00 Wita. Kondisi bayi berjenis kelamin perempuan ini sudah membusuk dengan waktu kematian sekitar 4–5 hari. Bayi tersebut mengalami luka terbuka di bagian kepala,” ujar dr Dudut, Sabtu siang kemarin.
Lanjutnya, bayi tersebut lahir dengan umur kandungan cukup bulan. Artinya, bayi sudah mampu hidup di luar kandungan. Namun dari hasil pemeriksaan, kata dr Dudut, belum terlihat ada tanda perawatan setelah lahir. “Belum ada tanda perawatan setelah lahir. Sedangkan kondisi tali pusarnya sudah hilang karena busuk,” jelasnya.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti apa penyebab kematian bayi tersebut, sebab pihak forensik juga belum mengantongi permintaan otopsi. “Belum ada permintaan otopsi, sementara jenazah dititip di sini (kamar jenazah),” tutur dr Dudut.
Sementara itu, Ni Putu Ayu Liliana, 8, siswi kelas II SD Negeri 1 Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, harus meregang nyawa akibat terjatuh saat dia dibonceng motor oleh I Nengah Budi Darsana, 21.
Peristiwa di Banjar Pura Gae, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, terjadi pada Jumat (12/2) sekitar pukul 14.30 Wita. Kejadian ini bermula ketika Honda Vario hitam DK 8848 SF dikendarai I Nengah Budi Darsana, 21, dari Banjar Sangsana, Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu, melaju dari arah utara Desa Tianyar Tengah menuju selatan Klungkung, membonceng kemenakannya Ni Putu Ayu Liliana, 8, siswi kelas II SD Negeri 1 Tianyar Tengah.
Setiba di TKP, Banjar Pura Gae, Desa Pempatan, Budi Darsana terlalu kencang menekan tuas rem saat melintasi jalan bergelombang dan licin. Akibatnya sepeda motor terjatuh, korban Ni Putu Ayu Liliana terpental ke kanan. Saat bersamaan datang truk Mitsubishi DK 9544 SB dikemudikan I Wayan Winangun, 36, dari Banjar Pemuteran, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang.
Korban Ni Luh Ayu Liliana dalam posisi terkapar, tergilas hingga kepalanya remuk, dan meninggal di tempat. Sedangkan Budi Darsana mengalami luka lecet di lutut kanan, dan luka-luka gores.
Berdasarkan olah TKP, kecelakaan itu terjadi atas kelalaian Budi Darsana, mengakibatkan korban meninggal. Tetapi, sopir truk juga kurang hati-hati melintas di jalan licin, sehingga tak mampu menghindari korban yang dalam posisi tergeletak. Sehingga Budi Darsana dan I Wayan Winangun, sebagai tersangka kasus tersebut.
Sepeda motor dan truk diamankan di Mapolres Karangasem sebagai barang bukti.
Mulanya informasi di lapangan korban berstatus siswi di SD Negeri 2 Tianyar Tengah. Setelah dikonfirmasi ke Kasek I Made Rangkep, disebutkan siswi itu sekolah di SD Negeri 1 Tianyar Tengah. Namun Kasek SD Negeri 1 Tianyar Tengah dirangkap Kasek SD Negeri 3 Tianyar Tengah Made Sudana. Made Sudana saat dikonfirmasi belum berani memastikan siswi bersangkutan adalah murid di SDN 1 Tianyar Tengah. “Nanti dulu ya, masih saya cek, karena saya baru jadi Plt Kasek SD Negeri 1 Tianyar Tengah,” kata Made Sudana.
Sedangkan jasad korban Ni Putu Ayu Liliana, menurut ayah korban I Wayan Pastika kepada petugas, telah dikuburkan, Sabtu (13/2) sore.
Kasatlantas Polres Karangasem AKP Made Suadnyana seizin Kapolres AKBP Sugeng Sudarso membenarkan peristiwa tersebut.
sumber : NusaBali