Headlines News :
Home » , , , » Australia Boikot?, Rp 100 Juta per Orang, Pemindahan Duo Bali Nine

Australia Boikot?, Rp 100 Juta per Orang, Pemindahan Duo Bali Nine

Andrew Chan (kiri) dan Myuran Sukumaran
Pindah LP, Duo Bali Nine Butuh Rp 100 Juta per Orang

DENPASAR – Sejauh ini, belum diketahui biaya pemindahan Duo Bali Nine, Andrew Chan (31) dan Myuran Sukumaran (33) dari Kerobokan'>Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan Denpasar ke Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Namun, sebelumnya Kejaksaan Agung mengungkapkan anggaran untuk setiap terpidana mati yang dieksekusi adalah sebesar Rp 200 juta per orang. Dana sebesar itu untuk seluruh keperluan yang dibutuhkan sejak persiapan sampai pelaksanaan eksekusi.

Pada eksekusi 18 Januari lalu, dua dari 7 terpidana mati ditransfer dengan transportasi udara dari sebuah lembaga pemasyarakatan di Jakarta ke Nusakambangan. Biaya untuk pemindahan itu, termasuk proses pengawalannya, sebesar Rp 100 juta per orang.

Kemungkinan, biaya untuk pemindahan Myuran dan Andrew dari Bali ke Nusakambangan nanti tidak berbeda dari biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan napi dari Jakarta ke Nusakambangan.

Dijumpai secara terpisah, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan pihaknya sudah mengetahui rencana perpindahan Andrew dan Myuran dari LP Kerobokan ke Nusakambangan

“Rencananya memang begitu,” ujar Pastika, Kamis (12/2/2015).

Warga Australia Ancam Boikot Kunjungi Bali

SYDNEY - Wisatawan Australia bisa memboikot Indonesia jika jadi mengeksekusi mati dua penyelundup narkoba asal negara kunguru itu, yaitu Andrew Chan and Myuran Sukumaran.

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengemukakan hal itu Jumat (13/2/2015). Pada saat yang sama dia tidak mengesampingkan penarikan para diplomatnya jika dua orang itu tetap dieksekusi.

Bishop mengatakan, situasi tegang ketika pihak berwenang Indonesia membuat rencana untuk memindahkan pasangan tersebut dari penjara Kerobokan di Bali ke lokasi eksekusi mereka. "Ini situasi yang sangat tegang," kata Bishop kepada radio Fairfax.

Aksi bersama telah diselenggarakan di seluruh Australia, yang tidak mendukung hukuman mati, guna memohon belas kasihan dan Bishop mengatakan jika kedua orang itu menghadapi regu tembak. Hal itu bisa memengaruhi apakah warga Australia akan melakukan liburan di Indonesia.

Dia memperingatkan Jakarta untuk tidak meremehkan kekuatan perasaan masyarakat Australia bagi pasangan itu. "Saya sudah kewalahan dengan email dan pesan teks, saya tahu bahwa orang-orang telah doa bersama dan aksi unjuk rasa," katanya.

"Saya pikir orang-orang Australia akan menunjukkan ketidaksetujuan mereka yang dalam terkait aksi itu, termasuk dengan membuat keputusan tentang ke mana mereka ingin melakukan liburan."

Pulau Bali merupakan tujuan wisata utama bagi warga Australia.

Saat ditanya, apakah Australia akan mempertimbangkan untuk menarik para diplomatnya dari Indonesia jika pasangan itu eksekusi. Bishop mengatakan, "Ini merupakan masalah yang masih harus dipertimbangkan. Kepedulian saya adalah bahwa kami ingin jalur komunikasi antara duta besar kami dan pemerintah Indonesia tetap terbuka," tambahnya.

Bishop mengatakan, dia tidak putus harapan tentang nasib Chan dan Sukumaran, pemimpin kelompok penyelundup heroin yang disebut "Bali Nine" yang ditangkap tahun 2005 dan dijatuhi hukuman mati pada tahun berikutnya. Namun dia mencatat bahwa setelah lima tahun tidak ada eksekusi di Indonesia, Presiden baru Joko Widodo telah menegaskan , "mereka akan terus mengeksekusi orang-orang yang telah divonis mati".

Menteri luar negeri itu mengatakan, Australia akan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk menghentikan eksekusi itu.

Dia mengatakan, "Eksekusi mati terhadap dua pemuda ini tidak akan memecahkan masalah narkoba di Indonesia."

Kalapas Bantah Mengenai Pemindahan Duo Bali Nine ke Nusakambangan

MANGUPURA - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2 A Denpasar Sudjonggo, meluruskan sebuah pemberitaan terkait pemindahan terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan pada Jumat (13/2/2015) dinihari.

"Saya pastikan belum, kedua terpidana masih di ruang maximum security," ujarnya saat ditemui di Lapas Kelas 2 A Denpasar, Kerobokan, Badung, Jumat (13/2/2015) siang.

Menurutnya, hingga saat ini ia belum menerima surat yang menyatakan pemindahan terhadap kedua tahanan tersebut. "Belum ada, kalau ada pasti sudah dipindahkan," ujarnya.

Meski demikian, saat ditanya mengenai kepastian pemindahan tahanan tersebut, ia tampak gamang. "Semua serba mungkin, bisa malam ini, bisa besok. Yang jelas kalau ada tembusan dan surat mengenai pemindahan ya kita siap-siap saja,"






sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen