Headlines News :
Home » , » Siswi SMP Dwijendra Lenggak-lenggok di One Bilion Rising

Siswi SMP Dwijendra Lenggak-lenggok di One Bilion Rising

Ratusan warga yang tergabung dalam One Billion Rising Bali menggelar tarian kampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan di Lapangan Bajra Sandhi, Renon, Minggu (15/2).
DENPASAR - Ni Putu Novia Suci Utami, siswi kelas tiga SMP Dwijendra Denpasar sangat energik menggerakkan badannya mengikuti alunan musik tarian One Bilion Rising (OBR) yang digelar Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bali di Lapangan Bajra Sandhi, Minggu (15/2).

Meski masih belia, ia dan teman-teman sebayanya tampak kompak mengikuti tarian OBR, sebuah tarian kampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak dan perempuan di seluruh dunia.

“Kegiatan ini menyenangkan dan membuat orang-orang yang tertimpa kekerasan sadar dengan aksi tarian ini,” ujar Novia.

Novia sendiri merasa kekerasan yang terjadi di Provinsi Bali sangat banyak terjadi dan belum disadari betul oleh masyarakat. Ia pun mengharapkan dengan adanya gerakan tarian anti kekerasan tersebut, warga semakin mengerti untuk melaporkan ke aparat berwenang jika mengalami persoalan kekerasan.

“Ya harapannya perempuan dan anak-anak di Bali tidak sampai terkena aksi kekerasan lagi,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Srihayuningsih, mahasiswi Universitas Dwijendra. Dara asal Banjar Pegok Denpasar Selatan ini mengatakan, aksi kampanye antikekerasan memiliki arti sebagai simbol antikekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Stop semua kekerasan terhadap anak dan perempuan, dan bentuknya tidak hanya fisik tetapi juga psikis,” tegas Srihayuningsih.

Srihayuningsih menegaskan, aksi tarian ini sebagai bentuk dari kepedulian dan keinginan para perempuan untuk melawan.“Bahkan kemarin kita juga ikut melakukan aksi teatrikal, baca puisi dan testimoni korban kekerasan,” katanya.

Menurutnya, aksi ini juga sebagai simbol tanda cinta kepada perempuan dan anak-anak yang rentan terhadap kekerasan dan pelecehan seksual.

“Ya sebagai bentuk kepedulian kita. Tadi kita membagikan pita ungu dan origami sebagai bentuk peduli masalah ini,” terangnya.

Dijumpai terpisah koordinator aksi, Ni Wayan Sinta Metri dari LBH Bali menjelaskan, aksi tarian OBR ini sebuah kampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap anak dan perempuan di Indonesia juga di Bali.

“Karena ini memang peringatan Valentine Day yang mengusung hari kasih sayang yang diselenggarakan di 200 negara dan seluruh Nusantara, Bali, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar,” jelas Sinta.

OBR ini sebagai upaya aksi untuk membangkitkan para perempuan yang mengalami tindak kekerasan untuk berani melaporkan mereka yang melakukan kekerasan. “Tema gerakan tarian ini adalah break the change bagaimana menghancurkan rantai kekerasan itu,” urainya.

Lebih jauh aksi ini tidak hanya akan berhenti pada acara ini, ke depannya pihaknya akan memperingati Hari Perempuan dengan melakukan aksi untuk memberikan dorongan bagi masyarakat untuk berani melawan kekerasan.

“Apalagi di Bali yang memiliki budaya patriaki banyak kasus kekerasan terjadi, tahun 2014 lebih dari 20 kasus dan laporan-laporannya banyak, lebih dari 80 laporan,” terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, gelar tarian OBR juga diikuti oleh berbagai elemen organisasi seperti LBH Apik, P2TP2 Provinsi Bali dan Kota Denpasar, Forum Anak Daerah, BEM Udayana, BEM Saraswati, Lentera Anak Bali dan Komunitas Seni.







sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen