DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Ketut Suarjaya menyampaikan tentang keberadaan penyakit rabies di Bali saat ini.
Menurutnya, sejak 2008 sampai Juli 2015, rabies telah memakan korban meninggal dunia sebanyak 160 orang.
Dan sejak tahun tersebut juga telah dilaksanakan penanganan rabies yang meliputi penemuan dan tata laksana dini kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), membentuk rabies center, melatih petugas untuk di tempatkan di rabies center dan pelaksanaan sosialisasi.
Lebih lanjut disampaikan Suarjaya bahwa sampai dengan Agustus ini, stok VAR masih aman untuk seluruh kabupaten/kota di Bali dengan jumlah 22.113 vial.
Hal itu disampaikannya pada acara Rapat Kerja Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan Pemerintah Provinsi Bali Triwulan II Tahun 2015 di Ruang Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Bali, Rabu (12/8/2015).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak para jajarannya untuk lebih fokus dan bekerja lebih keras, mengingat sejumlah kegiatan laporan fisik dan keuangannya belum mencapai target yang ditentukan.
Menurut Pastika pengendalian realisasi tersebut bukan hanya sekedar untuk pelaporan melainkan juga kesadaran dari masing–masing SKPD akan pentingnya manajemen pengelolan anggaran yang baik dan profesional.
Disampaikan Pastika, pelaksanaan evaluasi triwulan tersebut merupakan langkah untuk mengetahui pencapaian secara periodik pembangunan daerah, efektifitas dan efisiensi setiap program yang dilakukan oleh masing–masing SKPD.
Selain itu evaluasi tersebut juga mampu untuk mengetahui tingkat kinerja serta pelayanan publik yang telah diberikan oleh masing–masing SKPD tersebut.
Ke depannya Pastika menginstruksikan para kepala SKPD untuk melaksanakan evaluasi dan akselerasi program di triwulan selanjutnya sekaligus mengawasinya sehingga tidak hanya sekedar program oriented melainkan bagaimana program tersebut dapat diterima oleh masyarakat dengan baik dan tepat sasaran.
Ungasan.com___________________
sumber : tribun