DENPASAR, Selasa 15 Maret 2011
Pemprov Bali berusaha membenahi insfrastruktur jalan untuk mempercepat pemerataan pembangunan pariwisata Bali Utara dan Selatan. Salah satunya, dengan merancang pembangunan Jalan By Pass Kuta (Badung)-Seririt (Buleleng). Selain itu, Pemprov Bali juga bakal memperpendek jalur Denpasar–Selemadeg (Tabanan) dengan pembuatan jalan tembus.
Pembangunan Jalan By Pass Kuta (Bali Selatan)-Seririt (Bali Utara) yang sedang disiapkan Pemprov Bali ini sekaligus untuk memecah rute Denpasar-Singaraja melalui Bedugul, Kecamatan Baturiti, Tabanan, selain pemerataan pembangunan kawasan utara-selatan. Nantinya, Jalan By Pass Kuta-Seririt ini akan melewati Desa Soka, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
Rencana ini diungkapkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika di Denpasar, Senin (14/3).Pastika menegaskan, pembangunan infrastruktur jalan jurusan Kuta-Seririt ini merupakan upaya memeratakan pembangunan pariwisata antara Bali Selatan dan Bali Utara---yang kini masih timpang. Soalnya, jika dari Kuta langsung tembus Seririt (Buleleng Barat), maka otomatis akan gampang menjangkau kawasan wisata andalan Buleleng, Lovina.
“Ini akan mempermudah akses ke Bali Utara dan sekaligus mempercepat pemerataan pembangunan antara Bali Selatan dan Bali Utara,” ujar Pastika yang notabene gubernur Bali pertama yang berasal dari Buleleng. Dijelaskan Pastika, jika Jalan By Pass Kuta-Seririt ini terbangun, maka rencana pembenahan infrastuktur jalan rute Denpasar-Singaraja via Bedugul kemungkinan batal. Soalnya, dari sisi biaya, pembangunan Jalan By Pass Denpasar-Singaraja vis Bedugul memakan biaya besar.
“Selain mahal dari sisi biaya, pembangunan Jalan By Pass Denpasar-Singaraja lewat Bedugul juga agak sulit, karena medannya cukup berat, bukit-bukit yang terjal,” tandas Pastika.
Soal semakin banyaknya alih fungsi lahan di Bali menyusul pembangunan infrastruktur seperti Jalan By Pass Kuta-Seririt ini, menurut Pastika, hal itu tidak bisa dihindari. “Memang nggak bisa dihindari alih fungsi lahan itu. Itu pasti terjadi. Lahan akan tetap berkurang, namun di situ perlu dibuat aturan untuk konservasi. Tujuan kita adalah pemerataan pembangunan dengan akses infrastruktur memadai,” ujar mantan Kapolda Bali dan Kalakhar Badan Narkotika Nasional (BNN) berpangkat Komjen Polisi ini.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Provinsi Bali, Dewa Punia Asa, menyatakan pemerintah juga bakal memperpendek jalur Denpasar–Selemadeg dengan pembuatan jalan tembus. Pembangunan Jalan By Pass Denpasar-Desa Soka-Selemadeg merupakan pemotongan jalur lika-liku yang selama ini krodit dan sering terjebak kemacetan. Dikatakan Dewa Punia, jalur Soka-Selamadeg merupakan jalan nasional yang sudah dibuatkan desain untuk diperpendek dengan jalur pemotong. “Jalur-jalur macet dan berlika- liku di sepanjang Soka-Selamadeg nantinya akan dipecah,” terang Dewa Punia.
Meski nantinya ada jalan baru, namun jalan lama di jalur Soka-Selemadeg tetap bisa difungsikan. Misalnya, untuk pengalihan arus lalulintas ketika terjadi kemacetan lantaran ada kegiatan upacara. “Desain dan rancangannya sudah ada. Tinggal sekarang pembebasan lahan saja,” ujar Dewa Punia secara terpisah di Denpasar, Senin kemarin.
Jalan-jalan tembus memotong (short cut) di jalur Soka-Selemadeg ini, kata Dewa Punia, akan melewati jalur sungai seperti Tukad Yeh Nu, Tukad Yeh Ho, dan Tukad Lambuk. Untuk penggarapan Jalan By Pass di Selemadeg ini rencananya bakal digunakan dana patungan.
Menurut Dewa Punia, Pemprov akan mengusulkan agar jalan ini sebagian dikucurkan dari APBN dan sebagain lagi dari APBD Bali. “Proyek ini sudah disetujui pusat, tinggal menunggu pembebasan lahan saja,” ujar birokrat yang sempat malang melintang di Departemen PU ini. 7 nat
sumber : NusaBali