Headlines News :
Home » » Badai, Pantai Kuta Tutup Beberapa Saat

Badai, Pantai Kuta Tutup Beberapa Saat

Rabu, 27 Februari 2013, 09:39

“Kalau yang di selatan Bali memang gelombangnya jauh lebih tinggi ketimbang yang di utara Bali. Bahkan, prediksi kami, Selasa (26/2), ketinggian gelombang di selatan Bali bisa mencapai 6 meter,” jelas Wirajaya. Diperkirakan, badai tropis Rusty ini baru berakhir, Kamis (28/2). Wirajaya menjelaskan, ketika angin mulai bergerak meninggalkan Bali menuju Australia, itu tanda berakhirnya badai ini. “Kalau sudah menjauh dari wilayah Indonesia dan menuju Australia, maka badai tropis Rusty tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya.
MANGUPURA - Badai tropis Rusty memicu terjadinya badai pasir di Pantai Kuta, Selasa (26/2) siang. Tak ayal wisatawan seketika berhamburan meninggalkan pantai. Bahkan, para pedagang dan penyedia jasa surfing juga memilih meninggalkan barang-barangnya untuk berlindung dan menjauh dari pinggiran pantai.

Hembusan angin kencang yang disertai gerimis terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Kencangnya tiupan angin menyebabkan beberapa kursi milik para pedagang minuman serta sejumlah tong sampah berserakan disapu angin. Beruntung durasi tiupan yang menerbangkan pasir putih pantai itu tidak berlangsung lama, sekitar 30 menit. Tiupan angin juga menyebabkan tingginya gelombang air laut. Praktis selama 30 menit tidak ada satu pun pengunjung yang berani mendekat ke bibir pantai. Pengunjung lebih memilih menjauh dari pantai, tidak sedikit pula bergegas meninggalkan pantai lalu pergi. Salah seorang warga yang mengaku bernama Adi menuturkan, beberapa hari terakhir cuaca di pantai memang tidak bersahabat. Tapi, khusus kali ini angin bertiup sangat kencang dan menyebabkan pasir beterbangan ke jalan raya. “Beberapa hari ini
anginnya cukup kencang. Tapi sekarang (Selasa kemarin) lebih besar lagi,” ujarnya.

Koordinator Balawista Badung I Ketut Ipel mengatakan terjangan angin memang dirasa sangat kencang kali ini. Bahkan, hembusannya susah diprediksi. Sesekali lenyap begitu saja, tetapi tanpa disangka-sangka angin kembali menerjang dengan begitu kuatnya.

Petugas Balawista sempat memasang bendera warna merah tanda larangan bagi pengunjung untuk melakukan aktivitas di tengah laut. Namun, bersamaan dengan berkurangnya kecepatan angin bendera merah itu pun kembali dicabut lalu diganti dengan bendera warna kuning yang artinya pengunjung diminta hati-hati. “Kadang kencang sekali anginnya, kadang reda. Makanya, tadi petugas kami sempat memasang bendera warna merah, tapi sekarang sudah dicabut lagi dan diganti bendera warna kuning,” kata Ipel. Mengantisipasi hembusan angin susulan yang masih berpotensi terjadi, pihaknya telah menyiagakan penuh seluruh personel di lapangan. Petugas ini pun disiagakan di pos kerjanya masing-masing. “Petugas sudah kami siagakan, mengingat tiupan angin kali ini susah diprediksi. Sebentar ada, sebentarnya lagi hilang,” imbuhnya. Kabid Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Nyoman Gede Wirajaya, ketika dikonfirmasi, Senin (25/2), mengatakan, angin kencang ini akidat badai tropis Rusty yang bergerak dari perairan di Samudera Hindia menuju sebelah barat Australia. Kecepatan angin bergerak dari barat sampai ke barat laut. Tanda terjadinya badai ini, munculnya angin secara tiba-tiba dan berhenti pun secara tiba-tiba. “Badai tropis Rusty sedang memasuki wilayah perairan Bali. Ini mengakibatkan terjadinya angin kencang dan gelombang laut tinggi. Tidak hanya di Bali, angin ini juga melewati Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur (NTT),” ujar Wirajaya. Soal dampak Rusty, dia menjelaskan, dampak terburuk yang bisa ditimbulkan adalah tingginya gelombang air laut dan kencangnya angin. Berdasarkan pantauan BMKG pada Senin kemarin, kecepatan angin yang menerjang pesisir Bali mencapai 10–43 kilometer per jam. Padahal kecepatan angin normal antara 5–15 kilometer per jam. Untuk gelombang air laut yang menerjang wilayah utara Bali mencapai 3 meter lebih. Sementara untuk wilayah selatan Bali bahkan mencapai 5 meter.

“Kalau yang di selatan Bali memang gelombangnya jauh lebih tinggi ketimbang yang di utara Bali. Bahkan, prediksi kami, Selasa (26/2), ketinggian gelombang di selatan Bali bisa mencapai 6 meter,” jelas Wirajaya. Diperkirakan, badai tropis Rusty ini baru berakhir, Kamis (28/2). Wirajaya menjelaskan, ketika angin mulai bergerak meninggalkan Bali menuju Australia, itu tanda berakhirnya badai ini. “Kalau sudah menjauh dari wilayah Indonesia dan menuju Australia, maka badai tropis Rusty tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya.


sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen