MANGUPURA - Kondisi mengkhawatirkan Pantai Muaya Jimbaran Kuta Selatan, membuat Komisi A 
DPRD Badung gerah. Komisi yang membidangi perizinan ini, Senin (30/5) langsung menggelar rapat internal komisi, yang khusus membahas permasalahan ini.
DPRD Badung gerah. Komisi yang membidangi perizinan ini, Senin (30/5) langsung menggelar rapat internal komisi, yang khusus membahas permasalahan ini. Hasil dari rapat kemarin, komisi ini akan menginvestigasi terkait perizinan semua bangunan yang ada di Pantai Muaya tersebut. Selain itu, Komisi A juga akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi pantai yang sekarang berkembang sebagai pusat wisata kuliner ini.
“Kita langsung rapat, membahas kondisi Pantai Muaya ini. Ada laporan langsung kita tindaklanjuti, agar
tidak terjadi pelanggaran atau permasalahan baru nanti. Kita akan pelajari lebih dulu. Jelas kita akan melakukan pengecekan di lokasi. Cari waktu dulu kapan kita ke sana (Pantai Muaya),” tegas Ketua Komisi A DPRD Badung, I Nyoman Satria, saat ditemui, usai rapat kemarin.
tidak terjadi pelanggaran atau permasalahan baru nanti. Kita akan pelajari lebih dulu. Jelas kita akan melakukan pengecekan di lokasi. Cari waktu dulu kapan kita ke sana (Pantai Muaya),” tegas Ketua Komisi A DPRD Badung, I Nyoman Satria, saat ditemui, usai rapat kemarin.
Ditambahkannya, dalam menyikapi kondisi di Pantai Muaya ini pihaknya tidak akan gegabah. Ia mengaku akan mencari dokumen-dokumen secara yuridis administratif formal, dan kondisi faktual di lapangan.
Pihaknya juga akan melakukan penelusuran terhadap perizinan. Apakah bangunan yang melanggar sempadan pantai ini mempunyai izin atau tidak. Termasuk pemberi izin dan kapan izin dikeluarkan. Jika nanti dari hasil penelusuran ini ditemukan keganjilan, pihaknya langsung mengajukan permasalahan ini pada saat rapat internal DPRD. Dari situ kata dia, komisi A meminta agar DPRD menerbitkan surat rekomendasi kepada instansi terkait agar segera menindak bangunan yang dibangun di bibir pantai ini. “Kita tidak semena-mena, lihat lebih dulu secara yuridis administratif formal, maupun kebenaran faktual di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan penelusuran izin yang ada,” kata Satria.
“Izin kapan dikeluarkan siapa yang mengeluarkan itu perlu dicari. Jika nanti ditemukan ada keganjilan maka rapat intern dewan untuk dikeluarkan rekomendasi,” tandas Satria. Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya (DCK) Badung, Ni Luh Dessy Dharmayanty belum bisa memberikan penjelasan terkait kondisi maraknya bangunan di pinggir pantai Muaya Jimbaran. Saat dikonfirmasi melalui telepon seluler tidak ada jawaban. Hal ini pun membuat kecewa anggota Komisi A yang juga warga Kelurahan Jimbaran, I Made Dharma. Ditemui terpisah, pihaknya mendesak kepada instansi terkait seperti DCK melakukan pengecekan di Pantai Muaya. Ia juga menegaskan permohonan izin terhadap pembangunan terutama di kawasan pantai harus benar-benar diawasi secara insten. Pasalnya, kata dia, proyek di pantai seringkali tidak mematuhi izin yang ada. Dicontohkan di Pantai Muaya yang bangunannya jelas-jelas melanggar sempadan pantai. “Ini tentunya harus disikapi, karena kalau tidak akan berdampak. Lahan yang harusnya untuk sandar jukung nelayan sekarang sudah mulai bergeser, akibat ada bangunan,” ungkap Dharma.
Pantai Muaya Jimbaran, Kuta Selatan yang mulai dirambah investor sendiri, kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Beragam eksploitasi dan pelanggaran terhadap pantai yang terkenal dengan wisata kuliner ini mulai marak, terutama masalah pencaplokan sempadan pantai.
Pantai Muaya Jimbaran, Kuta Selatan yang mulai dirambah investor sendiri, kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Beragam eksploitasi dan pelanggaran terhadap pantai yang terkenal dengan wisata kuliner ini mulai marak, terutama masalah pencaplokan sempadan pantai.
Sejumlah bangunan berbagai jenis usaha kuliner dibangun tanpa memperhitungkan lagi jarak ideal dan aturan sempadan pantai. Bahkan ada yang langsung berlokasi di bibir pantai atau berada di atas pasir putih pantai. Sebuah bangunan baru juga mulai dibangun, meskipun sempat dipertanyakan masyarakat setempat.
sumber : NusaBali
