Headlines News :
Home » » Buat Tato di Bali Harus Tes HIV/AIDS Melonjak, AMA: Buat Tato di Bali Seperti Berhubungan Seks Tanpa Kondom

Buat Tato di Bali Harus Tes HIV/AIDS Melonjak, AMA: Buat Tato di Bali Seperti Berhubungan Seks Tanpa Kondom

Minggu, 25/12/2011 09:39

AMA: Buat Tato di Bali Seperti Berhubungan Seks Tanpa Kondom

v/g yan andie - ilustrasi
Sidney - Departemen Kesehatan Australia mengungkapkan seorang warga Australia terinfeksi HIV setelah membuat tato di Bali. Australian Medical Association (AMA) mengimbau warga Australia tidak membuat tato di luar negeri. Mereka menilai membuat tato di Bali sama berbahayanya dengan berhubungan seks tanpa kondom.

"Saya berfikir itu tindakan yang berisiko tinggi dan bahayanya sama dengan berhubungan seks tanpa pelindung," ujar Presiden AMA, David Mountain seperti ditulis abc.net.au, Sabtu (24/12/2011).

Mountain heran dengan kejadian yang baru pertama kali terjadi itu. Dia menyatakan masyarakat Australia seharusnya sadar jika negara-negara dunia ketiga tidak memiliki standar kesehatan yang sama dengan di  Australia.

"Orang-orang yang berpergian harus sadar regulasi kesehatan di Bali dan di sini berbeda," lanjutnya.

Depkes Australia tidak memberikan detil identitas orang yang tertular HIV tersebut. Namun orang itu diketahui terinfeksi HIV setelah pulang ke Australia dan melakukan tes darah.

Setiap WN Australia Yang Buat Tato di Bali Harus Tes HIV

Jakarta - Pemerintah Australia mengimbau warganya yang membuat tato di Bali segera melakukan tes darah. Mereka khawatir akan penularan virus HIV melalui jarum tato, seperti yang pertama kali terjadi pada warganya.

"Semua orang yang membuat tato di Bali, atau melakukan tindik di Bali, harus menyadari informasi ini dan menghubungi dokter mereka untuk segera melakukan tes HIV," ujar Direktur Penanggulangan Penyakit Departemen Kesehatan Australia, Paul Amstrong seperti ditulis abc.net.au, Sabtu (24/12/2011).

Pemerintah Australia pun mengaku akan menghubungi pemerintah Indonesia terkait warga mereka yang tertular HIV setelah membuat tato di Bali. Mereka berharap pemerintah Indonesia melakukan langkah-
langkah preventif agar kasus seperti ini tidak terulang lagi.

"Akan ada komunikasi dengan pemerintah Indonesia untuk meneliti apa yang terjadi dan bagaimana agar hal ini tidak terulang lagi," kata Amstrong.

Departemen Kesehatan Australia mengungkapkan seorang warga Australia terinfeksi HIV setelah membuat tato di Bali. Depkes Australia tidak memberikan detil identitas orang yang tertular HIV tersebut. Namun orang itu diketahui terinfeksi HIV setelah pulang ke Australia dan melakukan tes darah.

Kasus HIV/AIDS di Bali Melonjak

DENPASAR - Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah(KPAD) Bali, Made Suprapta menegaskan jika kasus HIV/AIDS di Bali menunjukkan lonjakan yang cukup tajam di tengah menurunnya angka terinveksi HIV/AIDS di dunia.

"Di dunia sedang menurun. Sebut saja Amerika Serikat dan Australia. Tapi di Bali, justru meningkat," kata Suprapta di Denpasar, Bali, Sabtu (24/12).

Penurunan HIV/AIDS di dua negara itu, terangnya, lantaran telah mampu membongkar bongkahan kasus HIV/AIDS. Sehingga grafiknya stagnan dan belakangan cenderung menurun. Sementara di Bali, dari data yang dimilikinya, setiap bulannya 30 orang justru terjangkit virus tersebut.

"Rata-rata 30 orang terjangkit tiap bulannya. Ini harus dipikirkan secara bersama, khususnya oleh industri media yang memainkan peranan sosialisasi 75 persen atas hal ini," ungkapnya.

Data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, mulai Januari hingga September 2011 menunjukkan sebanyak 15.589 kasus baru HIV. Tertinggi pada kelompok usia 25-49 tahun 11.485 kasus, diikuti kelompok usia 20-24 tahun 2.338 kasus. Sedangkan kurang dari 4 tahun sebanyak 420 kasus.

Dari jumlah itu, pengidap laki-laki sebesar 68,4 persen, sementara pengidap perempuan sebesar 31,6 persen.

Kasus HIV dengan proporsi kumulatif 10 provinsi terbesar adalah DKI Jakarta 3.401 kasus, Papua 2.044 kasus, Jawa Timur 1.872 kasus, Bali 1.141 kasus, Jawa Barat 939 kasus, Sumatra Utara 919 kasus, Jawa Tengah 877 kasus, Kepulauan Riau 464 kasus, Sulawesi Selatan 462 kasus dan Kalimantan Barat 422 kasus.



sumber : detik, MICOM
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen