Headlines News :
Home » » Bandara Ngurah Rai Polemik, Dinilai Tidak Sesuai Nuansa Arsitektur Bali, Dikebut Terkait APEC 2013

Bandara Ngurah Rai Polemik, Dinilai Tidak Sesuai Nuansa Arsitektur Bali, Dikebut Terkait APEC 2013

Rabu, 18 Januari 2012, 09:19

Passenger di Bandara Ngurah Rai Bali
MANGUPURA - Proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai yang jadi polemik karena dinilai tidak sesuai dengan nuansa arsitektur Bali, membuat pihak proyek angkat bicara.

Kepala Hubungan Masyarakat Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali (PPBIB) Hary Budi Waluyo, mengatakan, proyek yang telah terlaksana 5,759 persen ini, pengerjaannya telah sesuai dengan prosedur.

“Dalam pembangunan ini, tahapan demi tahapan sudah kami lalui. Bahkan kami juga telah mempublikasikan hal ini pada saat pameran pembangunan yang terselenggara di Art Centre pada Agustus 2010 lalu,” ungkapnya, Selasa (17/1).

Dia sangat menyayangkan protes yang terjadi di saat proyek telah lama berjalan. Apalagi, proyek pengembangan bandara ini betul-betul dikebut terkait dengan persiapan pelaksanaan APEC 2013 nanti. “Saya takut, jika protes ini berlanjut akan akibatkan molornya pengerjaan proyek. Jika akhirnya nanti akibatkan perubahan atap atau lain hal, maka tentunya akan mengubah pondasi awalnya. Ini karena pondasi yang sekarang telah terbentuk, belum tentu kuat untuk menahan bangunan dengan desain yang baru,”
ucapnya.

Dia juga menjelaskan, dalam perencanaan desain dari proyek pengembangan bandara yang dananya bersumber dari Angkasa Pura, ini telah melalui beberapa proses yang rumit dengan empat pilihan desain alternatif. “Dari empat desain alternatif yang ada, yang tentunya seluruhnya memiliki ciri khas Bali, dipilihlah alternatif dua dari rapat Tim Komite Desain tertanggal 4 Juni 2010. Selain itu, desain yang telah terpilih ini juga telah dipresentasikan dengan pihak Pemerintah Kabupaten Badung serta Provinsi Bali. Dan pastinya ini telah disetujui, makanya kami berani untuk mulai membangun,” ujar Hary Budi Waluyo.

Selain itu, dia juga menyebutkan beberapa bangunan yang nantinya akan mengadopsi arsitektur Bali yakni bentuk kanopi dengan perpaduan kayon sebagai gerbang dengan beberapa penyempurnaan bentuk yang didesain menjadi gerbang Bali dengan hiasan gayor, beberapa bale kulkul yang ada di beberapa titik terminal, candi bentar, atap yang bergelombang menyerupai gelombang wisata pantai di Bali, serta area parkir yang mencirikan sistem pertanian terasering yang ada di Bali.

Dia mengakui adanya perubahan desain antara desain alternatif dua dengan desain saat ini. Alasannya, perubahan yang dilakukan lantaran mempertimbangkan keamanan. Perubahannya yakni ditambahnya jarak sepanjang 50 meter dari area penurunan penumpang dari kendaraan dengan kawasan terminal. “Jarak ini adalah yang merupakan standar TSA (Transportation Security Administration). Jarak ini adalah jarak yang memisahkan antara tempat penurunan atau penaikan penumpang dari kendaraan dengan publik area (terminal),” jelasnya.

Tambahnya, desain yang saat ini menjadi pedoman pembangunan bandara senilai Rp 2,1 triliun ini bukan hanya memperhitungkan peraturan daerah saja, namun juga peraturan secara nasional serta internasional. “Ada peraturan yang mengikat sehingga tidak semua desain dapat dibangun begitu saja, yakni dalam hal aturan bangunan terkait operasional bandara nantinya. Salah satunya yaitu yang disebut dengan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP),” kata Hary Budi Waluyo. 

sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen