DENPASAR - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali melayangkan surat protes kepada PT Jasa
Marga Bali Tol yang menggarap tol di atas perairan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua atau yang lebih dikenal dengan nama jalan di atas perairan (JDP).

Kepala BLH Bali Wayan Sujana saat ditemui di Denpasar, Sabtu (8/9), mengatakan surat tersebut meminta PT Jasa marga Bali Tol bertanggung jawab atas pengurugan perairan itu untuk pembangunan jalan tersebut.
"Kami sudah mengirim surat resmi terkait pengurugan tersebut karena berpotensi terjadinya pencemaran air laut. Mungkin dalam waktu dekat akan ada koordinasi dengan pihak-pihak terkait tentang hal itu," ujarnya.
Menurutnya, pengurugan melanggar analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) karena dalam dokumen amdal tidak ada penjelasan tentang pengurugan. Sujana juga menyatakan akibat pengurugan kondisi air laut mulai tercemar, yaitu dengan meningkatnya kadar BOD. Kondisi itu juga mengancam biota laut serta vegetasi
pesisir sepanjang Benoa hingga Nusa Dua.
pesisir sepanjang Benoa hingga Nusa Dua.
"Hasil uji laboratorium pun sudah mengarah ke pencemaran lingkungan secara serius akibat pelanggaran amdal tersebut," ujarnya.
Protes tentang pelanggaran amdal pun berdatangan dari berbagai pihak. Aktivis lingkungan hidup Bali dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) juga melakukan protes sama. Bahkan protes serupa datang dari kalangan DPRD Bali. DPRD Bali sempat melakukan peninjauan lokasi dan melihat adanya pengurugan hampir di seluruh tiang pancang tol.
SUMBER : micoM