Jumat, 28 September 2012, 08:39
Tol Bali Beroperasi Juni 2013
DENPASAR - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto memastikan pembangunan Tol Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua, Bali, selesai
sebelum target waktu yang ditetapkan. Tol itu diperkirakan bisa
beroperasi mulai juni 2013.
Menurutnya, pembangunan tol tersebut saat ini sudah on the track.
"Saya sudah mendengar laporan dan presentase dari semua kontraktor yang
mengerjakan proyek tersebut. Semuanya berjalan sesuai rencana. Bila
tidak ada halangan berarti tol akan beroperasi pada Juni 2013," katanya
saat meninjau pembangunan Tol Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua, Bali, Kamis
(29/9).
Ia juga menyatakan seluruh proses pengerjaan tol tidak menemui
kendala berarti. Jika semuanya berjalan lancar, uji coba operasi akan
berlangsung sekitar Mei sampai Juni 2013 dan Agustus harus sudah resmi
beroperasi.
Beberapa keluhan, kata Menteri PU, justru datang dari para
kontraktor karena kesulitan mendatangkan tiang pancang dari beberapa
pabrik di Pulau Jawa. Bila didatangkan lewat laut, tiang pancang itu
tiba di Bali lebih
dari satu bulan.
dari satu bulan.
Sementara itu, bila menggunakan transportasi darat, angkutannya
sangat terbatas, dengan pertimbangan daya angkut kendaraan dan beban
jalan. Djoko mengatakan, satu tiang pancang beratnya mencapi 4,5 ton.
Dengan demikian, setiap truk trailer hanya memuat tidak lebih dari 20
tiang.
Menteri PU mengharapkan setelah Tol Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua
selesai, pihak-pihak terkait segera mengatur manajemen lalu lintas agar
kemacetan di Bali bisa diatasi.
Menteri PU Dukung Wacana Jalan Layang di Atas Sawah di Bali
DENPASAR - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto
mendukung wacana pembangunan jalan layang di atas sawah di Bali. Jalan
layang itu merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas tanpa
harus mengorbankan lahan pertanian.
"Kalau terpaksa, itu mungkin saja. Ini tidak hanya di Bali, di mana
saja bisa seperti itu," kata Menteri PU saat meninjau proyek Tol
Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua yang sebagian berada di atas perairan,
Kamis(27/9).
Menurutnya, jalan layang di atas sawah bisa dilakukan apabila proyek
jalan itu memerlukan lahan besar dan lahan yang akan dipakai ada di
jalur pertanian yang masih produktif. "Kalau kita perlu jalan raya yang
memerlukan pembebasan tanah yang besar, padahal tanahnya sangat
diperlukan untuk pertanian, ya salah satu jalan keluarnya membuat jalan
layang di atas sawah itu. Tapi nanti kita hitung-hitung dulu," ujarnya.
Ide jalan layang di atas sawah sebelumnya disampaikan Kasubdit
Wilayah 2 C (Bali, NTB, NTT) Dirjen Binamarga Susalit Alius di Kuta,
Senin (24/9). Menurutnya, ada dua jalan layang di atas sawah yang saat
ini sedang dalam tahap pengkajian. Pertama jalan layang yang
menghubungkan Kuta-Tanah Lot-Soka (perpanjangan jalan sunset road Kuta) dan jalan layang di atas sawah yang menghubungkan Beringkit-Batuan-Purnama.
Lebar jalan layang di atas sawah mencapai 30 meter dan terdiri dari
empat lajur. Jalan layang dibuat lebih rendah dari pohon kelapa,
mengikuti kearifan lokal masyarakat Bali.
sumber : Micom