Sabtu, 28 Januari 2012, 08:19
hani mandi di pantai kuta - ist |
“Jika terlalu dipaksakan mandi, ini sangat beresiko. Keadaan ombak yang tidak menentu dan arus yang kuat di dalam air,” ujar IGN Tresna, Ketua Unit Pengelola Pantai Desa Adat Kuta, Jumat (27/1) kemarin.
I Ketut Ipel, Sekretaris Balawista Badung ditemui terpisah mengungkapkan, kondisi ini memang rutin terjadi tiap tahun, sehingga untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di dalam air maka pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap cuaca yang berpengaruh pada keadaan ombak dan arus air. “Kami tidak melarang untuk melakukan kegiatan di dalam air. Namun dengan keadaan ombak yang tidak menentu ini para wisatawan sebaiknya tidak berenang ataupun surfing terlalu di tengah,” ucapnya seraya menambahkan pihaknya juga memasang bendera peringatan. “Bendera warna merah berarti melarang untuk berenang karena memang arusnya kuat.
Sedangkan bendera kuning berarti merupakan kawasan berenang,” imbuhnya.
Sedangkan bendera kuning berarti merupakan kawasan berenang,” imbuhnya.
Sementara itu, ombak besar yang menghantam kawasan Pantai Kuta ini juga berdampak pada penyedia jasa wisata seperti resort yang areanya berbatasan langsung dengan pantai. “Airnya sampai masuk dan membawa pasir pak,”
ujar salah satu karyawan Bali Garden Beach Resort yang sibuk membersihkan bekas amukan ombak. Kawasan Tanjung Benoa, juga terkena imbas dari keadaan cuaca yang tidak menentu ini. I Made Tromat, Ketua DPC Gahawisri Badung mengatakan, cuaca ekstrim ini sangat berpengaruh terhadap wisata watersport. Salah satu yang terganggu sejak sekitar satu bulan lalu yakni jenis paraseling. “Angin barat sangat tidak mendukung paraseling. Karena paraseling membutuhkan angin timur, sehingga pendaratan akan langsung di pantai,”ujarnya. Kegiatan diving juga terganggu dengan adanya ombak yang besar. “Padahal wisatawan yang datang mengalami peningkatan sejak Imlek lalu. Sayangnya cuaca yang tidak mendukung untuk mengunakan seluruh layanan yang ada,” tambahnya.
sumber : NusaBali