Headlines News :
Home » , , » Dukung Duo Bali Nine Napi di Kerobokan Kompak Nulis Surat

Dukung Duo Bali Nine Napi di Kerobokan Kompak Nulis Surat

Para narapidana di Lapas Kerobokan memberikan Surat dukungan untuk Duo Bali Nine yang akan dieksekusi dalam waktu dekat
DENPASAR - Pelaksanaan eksekusi mati untuk dua terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, tinggal menunggu waktu. Kemungkinan, bulan Februari ini eksekusi akan dijalankan.

Namun demikian, dukungan kepada duo Bali Nine ini terus mengalir, termasuk dari para napi LP Kerobokan Denpasar, tempat di mana Myuran dan Andrew dipenjara selama ini.

Minggu (7/2/2015) kemarin surat-surat yang diduga berasal dari tulisan-tangan asli para napi LP Kerobokan beredar di kalangan wartawan. Belasan lembar surat ini berisi dukungan agar hukuman mati ditiadakan bagi Myuran dan Andrew.

Selain dari napi lokal, surat-surat tersebut diketahui juga berasal dari para napi asing. Sebab, dalam surat tersebut tertera nama-nama penulisnya yang “berbau” asing, salah-satunya Francois Jacques Giuily (napi kasus narkotika asal Perancis yang dipidana 15 tahun), juga ada napi tindak pidana korupsi (tipikor) seperti Prof. Dr. I Made Titib dan I Wayan Sudiasa.

Semua surat yang ditulis tangan di atas secarik kertas dan ditempel materai Rp 6000 itu berisi dukungan moral kepada Andrew dan Myuran. Bahkan satu surat yang berasal dari napi bernama Martin Jamanuna memberi catatan di bagian paling bawah yang bertuliskan "Saya siap menggantikan Andrew kalau dieksekusi kalau diijinkan".

Hingga saat ini tidak diketahui siapa sesungguhnya yang telah mengoordinasi pembuatan suarat-surat itu, dan sejauh mana itu bisa dipercaya dan kemudian beredar di kalangan wartawan.

Saat tentang surat-surat tersebut, Kepala LP Kerobokan, Sudjonggo mengaku ia sendiri baru tahu kalau ada surat-surat napi yang beredar.

Ditanya apakah selama ini mengetahui dukungan dari napi terhadap duo Bali Nine, Sudjonggo mengaku mengetahuinya. Namun sepengetahuannya, dukungan tersebut secara lisan atau terucap.

"Sebenarnya bukan begitu. Kemarin (Sabtu 7 Februari) di gereja saat kebaktian ada perkumpulan doa, Andrew meminta doa kepada teman-temannya apapun yang terjadi nanti dia minta doa," jelas Sudjonggo.

Disebutkan, memang ada keprihatinan dari para napi mengenai rencana eksekusi, karena selama ini kedekatan dan kebersamaan dengan Myuran dan Andrew telah terjalin lama. Bahkan saat kebaktian beberapa napi ada yang mendukung dengan tanda tangan.

Namun ia menyangsikan bahwa surat-surat tersebut benar-benar murni berasal dari para napi di lembaga yang ia pimpin saat ini.

"Belum tentu, tapi memang sebelumnya dalam ibadah sempat disampaikan dukungan. Terucap bukan dalam tulisan. Ucapan itu ada dalam doa supaya ada miracle, keajaiban untuk mereka," jelas Sudjonggo.

Sudjonggo menegaskan tidak ada orang yang mengkoordinasi dukungan napi. Namun bagaimana surat tersebut bisa sampai tersebar ke luar LP, ia tidak tahu secara pasti.

Sudjonggo kemudian menghubungkannya dengan surat terbuka Andrew dan Myuran yang juga pernah beredar di kalangan wartawan.

"Dulu kan ada surat terbuka yang dibawa mantan napi yang memproklamirkan diri sebagai pendeta. Saya kurang tahu ada apa di balik itu. Tapi melalui dialah kadang surat-surat itu keluar," ungkap Sudjonggo.

Menurutnya, sebetulnya Andrew maupun Myuran telah pasrah, tidak pernah meminta napi lain untuk membuat surat. Tetapi, justru para simpatisannya yang melakukannya.

Bagaimanapun, Sudjonggo tidak mempermasalahkan adanya dukungan-dukungan yang mengalir. Sudjonggo sendiri tidak yakin upaya-upaya seperti itu dapat mempengaruhi keputusan hukum.

"Buat kami, aksi keprihatinan ya silakan saja asal sesuai aturan. Namanya kan bentuk dukungan moril tapi apakah itu bisa mempengaruhi putusan hukum?" ucap Sudjonggo dengan nada tanya.

Sudjonggo menyebutkan, dukungan dari Prof Made Titib, sangat wajar karena selama ini Made Titib menekuni hobi yang sama dengan Myuran, yakni melukis.

Sementara itu tentang keinginan Andrew untuk menjadi pendeta, Sudjonggo lagi-lagi meragukan hal itu dapat terpenuhi. Ia mengaku telah berkonsultasi langsung dengan pendeta yang biasa melayani kerohanian napi di dalam LP Kerobokan.

Menurut Sudjonggo, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menjadi pendeta, tidak bisa tiba-tiba. Sudjonggo mengatakan apabila keinginan tersebut datang 9 tahun yang lalu atau setidaknya 4 tahun yang lalu, mungkin saat ini Andrew sudah menjadi pendeta. "Bukan tidak boleh tapi tahapannya tidak satu dua tahun, apakah akan terkejar? Memang namanya upaya, tapi harus on the track," jelasnya.

Di sisi lain, rohaniwan Matius Arif yang selama ini peduli pada nasib Myuran dan Andrew, mengaku mengetahui tentang surat-surat napi yang beredar di media. Ia pun meyakini persis bahwa surat-surat itu memang datangnya dari para napi, karena telah menanyakan ke para napi yang bersangkutan. Namun demikian, ia mengaku bukan dirinya yang membawa surat itu keluar LP Kerobokan.

"Saya hanya membawa surat terbuka yang minta moratorium. Kalau surat yang ini (dari napi) bukan saya yang bawa keluar, saya tidak tahu," tandas Arif, Minggu (8/2).

Ia mengaku sudah bertanya kepada napi-napi yang membuat surat saat dirinya melakukan pelayanan di dalam LP Kerobokan setiap hari.

Menurutnya, para napi mengungkapkan bahwa mereka tergerak karena banyak dibantu oleh Myuran dan Andrew dalam segala hal, dan hal itu ia yakini memang fakta yang sesungguhnya terjadi. Para napi dikatakan merasa kehilangan karena Myuran dan Andrew adalah sosok yang berpengaruh di mata napi yang lain.

Sedangkan soal permintaan Andrew yang ingin menjadi pendeta, mantan narapidana yang sudah pernah merasakan dua tahun di LP Kerobokan ini mengatakan belum ada tindak lanjut atas hal tersebut.

"Belum ada prosesinya karena harus ada covering gereja. Persekutuan dan perhimpunan gereja juga harus tahu," kata rohaniwan yang mengaku berasal dari gereja Abba Love Jakarta ini. Menurutnya, andrew sudah memenuhi syarat untuk ditahbiskan menjadi pendeta namun formalitasnya yang belum.

Ia pun mengaku masih akan menunggu dan berdoa agar urusan formalitas dapat terpenuhi, meskipun ia memasrahkan semuanya pada kehendak Tuhan.






sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen