Headlines News :
Home » , , , , » Ini Percakapan Pastur, Ibu Terpidana Mati: Setiap Hari Berjalan di Lembah Kematian

Ini Percakapan Pastur, Ibu Terpidana Mati: Setiap Hari Berjalan di Lembah Kematian

Helen Chan, Orangtua Andre Chan
Ibu Terpidana Mati: Setiap Hari Ia Berjalan di Lembah Kematian

JAKARTA - Ibu dari Andrew Chan, salah satu dari dua terpidana mati asal Australia, telah memohon pengampunan sepenuh hati, bagi anaknya yang kini sedang menghitung waktu eksekusi.

Helen Chan, ibu Andrew, berbicara secara eksklusif kepada program investigasi ABC ‘Four Corners’ setelah bepergian ke Bali untuk menghabiskan waktu bersama anaknya.

"Saya ingin meminta Presiden Indonesia untuk memberi grasi kepada putra saya dan memberinya kesempatan untuk mengubah masa depannya," kata Helen.

Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan menghadapi regu tembak Indonesia bulan ini, karena menyelundupkan heroin ke Australia dari Bali, sebagai bagian dari aksi geng ‘Bali Nine’.

Upaya banding berulang-ulang untuk membatalkan hukuman mati mereka telah gagal, dengan Presiden Joko Widodo menolak untuk memberikan grasi.

"Mengapa Presiden Indonesia tidak memberinya kesempatan dan mengasihani kami sebagai orang tua yang lanjut usia?" ujar Helen.

Ia menuturkan, "Kami sudah tua dan dalam kondisi kesehatan yang buruk dan kami tak akan hidup lama, karena itu kami tak ingin melihat anak kami pergi sebelum kami."

Helen dan ibu dari Sukumaran pada Senin (9/2/2015) bertemu dengan Komisi Hak Asasi Manusia Indonesia (KomNas HAM) di Jakarta sebagai upaya mendapatkan dukungan untuk menyelamatkan nyawa anak-anak mereka.

Mereka tiba di KomNas HAM dengan sebuah kendaraan milik Kedutaan Besar Australia, dan bertemu dengan para komisioner KomNas HAM yang, sekali lagi, menyerukan penghapusan hukuman mati dan moratorium eksekusi.

Hal itu telah lama menjadi sikap komisi tersebut, tetapi Pemerintah Indonesia tampaknya tak mungkin mendengarkan.

Helen Chan, seorang pensiunan koki yang dulunya menjalankan sebuah restoran di barat Sydney, bepergian ke Bali tiap beberapa tahun sekali untuk mengunjungi anaknya di penjara Kerobokan.

Ini diyakini menjadi yang pertama kalinya bagi Helen untuk berbicara kepada media tentang penderitaannya sebagai seorang ibu.

"Setiap hari ia berjalan di lembah kematian. Masa depannya tak diketahui," ratap ibu Andrew Chan ini.

Meski demikian, Helen mengatakan, ia bangga dengan cara anaknya telah menjalani sisa hidupnya.

"Ia bersedia untuk menghadapinya, ia tak mengabaikan kesalahannya. Inilah yang membuat saya bangga. Saya merasa bahwa ia sangat rendah hati - menghadapi kematian setiap hari, tapi tak menangis atau bersikap dramatis,” ungkapnya.

Ia menyambung, "Oleh karena itu, saat ini ketika saya melihatnya, meskipun saya sedih, saya merasakan kedamaian batin."

Berulang kali digambarkan sebagai "pribadi yang telah berubah", Chan dan Sukumaran telah menerima pujian atas pekerjaan rehabilitasi yang mereka lakukan di penjara.

Namun penilaian karakter belum cukup untuk mengubah sikap Presiden Jokowi atas para penyelundup narkoba.

Pengacara duo Chan-Sukumaran meluncurkan langkah banding administratif atas eksekusi keduanya, yang digambarkan sebagai ‘kesempatan terakhir’.

Mereka mengakui, bagaimanapun juga, waktu keduanya sudah hampir habis.

Ini Percakapan Pastur Melbourne dengan Andrew Chan dan Myuran Sukumaran

Seorang pastor Australia yang baru saja kembali setelah mengunjungi kedua terpidana mati warga Australia di Indonesia, karena kejahatan narkoba mengatakan keduanya masih memiliki harapan untuk menghindari eksekusi mati.

Kabar harapan itu muncul seiring dengan langkah kuasa hukum Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang dijadwalkan akan dieksekusi mati oleh regu tembak bulan Februari, mengajukan gugatan atas penolakan grasi oleh Presiden Indonesia bagi keduanya.

Pastur Christie Buckingham, dari Gereja Bayside di Melbourne, mengunjungi kedua terpidana mati itu di Penjara Kerobokan Bali Hari Jum'at lalu dan mengaku itu merupakan hari yang sulit untuknya.

"Ketika saya datang ke penjara, saya berusaha untuk tegar dan Andrew Chan melihat kearah saya dan berkata 'Anda sudah mendengar berita terbaru?' saya berkata 'Berita apa?"

"Dia melihat ke arah saya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil berkata :" Mereka bilang eksekusinya akan dilakukan Bulan Februari,"

"Kami hanya berdiri dan dia lalu merangkul saya...dan kami berdua saling berpandangan mata dan sambil terdekat Andrew berkata "Dimana ada kehidupan disitu ada harapan".

Pastur Buckingham, yang pertama kali mengunjungi keduanya pada tahun 2011 lalu mengatakan situasinya sangat membuatnya frustasi.

"Saya sendiri rasanya tidak percaya kalau mereka membuat keputusan itu (eksekusi mati) sebelum bertemu dengan kedua anak laki-laki itu (Chan dan Sukumaran) dan belum memahami kalau menggiring mereka ke luar penjara dan menembaknya itu adalah kesia-siaan yang mutlak," katanya.

"Begitu Anda tahu dan kenal mereka, Anda pasti tidak akan pernah ingin mengeksekusi mereka."

Selama berada di Indonesia, Pastur Buckingham juga mengunjungi keluarga Chan yang kini sudah berada di Bali dan telah mengajukan permohonan kepada Presiden Indonesia Joko Widodo untuk menyelamatkan nyawa anaknya.

"Sebagai Pastur saya sudah melihat banyak tragedi, tapi tidak pernah saya menghadapi situasi dimana ada seseorang yang menguasai dan mampu mengubah tragedi itu terjadi,"

"Mereka bukan pasien yang sekarat yang mungkin dengan dia meninggal akan menjadi lebih baik baginya maupun keluarganya, dan ini juga bukan kecelakaan tragis dimana sesuatu terjadi diluar kuasa kita,"

"Saya sudah sering mendampingi keluarga yang kehilangan anggota keluarganya karena narkoba dan tidak ada satupun dari mereka yang mengatakan mereka akan merasa terbantu jika para pengedarnya mati Jadi kondisi ini cukup bertentangan,'

Pastur Buckingham bertemu dengan Chan dan Sukumaran melalui seorang rekan di kampusnya yang mendanai Yayasan Tangan Kasih yang memiliki kegiatan didalam Penjara Kerobokan.

"Aku sangat begitu terkejut dengan betapa berbedanya situasi disana dan kondisi mereka, dan bagaimana normal dan telah berubahnya mereka dari yang saya lihat di televisi, "katanya.

"Myuran sangat tenang dan bijaksana dan Andrew jauh lebih vokal dan suka membicarakan tentang rencana yang Ia miliki dan apa yang ingin ia coba capai.

"Saya sangat terinspirasi oleh anak-anak muda ini dengan apa yang coba mereka capai dan bagaimana rekan-rekan mereka di penjara mendukung dan menyukai mereka, termasuk juga para sipir penjara,"

Gereja Bayside memiliki sejumlah kegiatan dengan pihak penjara Kerobokan, termasuk membuat dapur, mendonasikan pakaian, sepatu dan perlengkapan mandi,"

"Saya bisa lihat semua yang dilakukan disana sangat berguna dan melihat para penghuni penjara disana sangat ingin mempelajari keahlia baru sehingga mereka tidak kembali kepada kehidupan krimimal mereka," kata Pastur Buckingham.

"Para sipir disana sangat bahagia ada yang peduli dengan orang-orang mereka,"

"Mereka sangat berterima kasih pada fakta kalau Andrew dan Myuran telah mengorganisir banyak hal dan membantu rekan-rekan sesama narapidana,"









sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen