Headlines News :
Home » » Soal Tak Terbaca dan Tertukar

Soal Tak Terbaca dan Tertukar

Jumat, 20 April 2012, 08:19

MANGUPURA - Ujian nasional (UN) tingkat SMA tahun ajaran 2011/2012 berakhir, Kamis (19/4). Namun ada evaluasi cukup penting yang dituturkan oleh Kepala SMA Negeri 2 Kuta Drs I Putu Jaya Kusuma dalam pelaksanaan UN tahun ini di sekolah yang dipimpinnya.

Menurut Jaya Kusuma, pelaksanaan UN yang berlangsung selama empat hari ini sempat terjadi lembar soal yang tidak terbaca dalam kemasan soal yang tersegel. Peristiwa ini terjadi pada hari pertama ujian dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Secara tidak langsung soal yang ada menjadi kurang satu paket. Namun karena jumlah siswa peserta UN yang cenderung berbeda di setiap ruangan, keadaan ini dapat diatasi dengan jalan mengambil soal ujian tersisa di ruang lain.

“Untung soalnya ada yang lebih di ruang lain. Jadi, kami ambilkan saja kekurangannya di sana. Tapi tetap, soal yang kami ambil dengan kode soal yang sama,” kata Jaya Kusuma. Jaya Kusuma kembali menuturkan, dalam pelaksanaan UN kali ini terdapat dua kemasan soal. Yakni dengan kemasan besar dan kemasan kecil. Dalam
kemasan besar berisi 20 soal, sedangkan dalam kemasan kecil hanya berisi 10 soal.

Tetapi kemarin, kemasan yang ada bahkan tertukar. Di ruang yang sedikit pesertanya malah mendapat kemasan soal yang besar. Sedangkan di ruang yang pesertanya melebihi 10 siswa, mendapatkan kemasan yang tebal dengan isi 20 soal. Tapi untung saja panitia pelaksana UN di SMA ini langsung melakukan tindakan dengan segera mengambil sisa soal di ruang yang soalnya lebih banyak, walaupun tindakan yang dilakukan cukup memakan waktu. “Ya pak ada kesalahan sedikit, kemasannya yang tebal dan kecil tertukar,” kata salah seorang pengawas di ruangan yang kekurangan soal.

Walau bersikeras untuk memperlancar pelaksanaan UN, ternyata bukan berarti Jaya Kusuma sangat setuju bahwa UN dipergunakan sebagai penentu lulus atau tidaknya siswa. Lagi-lagi serupa dengan yang dikatakan oleh Kepala SMK Nusa Dua Pariwisata Drs I Nyoman Dayung bersama Ketua Yayasannya Dr I Wayan Sukla Arnata pada Rabu (18/4) lalu. Jaya Kusuma beranggapan, UN sebaiknya dipergunakan hanya untuk pemetaan mutu pendidikan secara nasional, bukannya sebagai penentu lulus atau tidaknya siswa. Walau dirinya mengatakan UN bukanlah akhir dari segalanya, Jaya Kusuma berharap pelulusan siswa lebih baik ditentukan oleh pihak sekolah. “Kalau begini terus, sepertinya peran guru terpinggirkan. Masak dengan pembelajaran selama tiga tahun oleh guru, diakhiri begitu saja dengan UN yang hanya selama empat hari,” terangnya.

Dengan berakhirnya UN tahun ajaran 2011/2012 ini, Jaya Kusuma cukup yakin 231 siswanya dapat lulus seluruhnya. Pasalnya, sebelum pelaksanaan UN, sekolah ini dikatakan telah memberikan pembinaan bagi para siswa ditambah dengan pelaksanaan berbagai try out. “Jika tetap ada yang tidak lulus, saya harap jangan berkecil hati. UN bukan merupakan penentu seseorang siswa nantinya menjadi orang. Masih ada banyak jalan untuk menjadi orang, dua di antaranya yaitu melalui pengulangan ataupun menempuh paket C. Semuanya tergantung diri sendiri,” ujar Jaya Kusuma.

sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

Top News

Wanita Ini Kritis setelah Lawan Penjambret di Seminyak

Korban pejambretan dirawat intensif di IGD RSUP Sanglah, Sabtu (24/12/2016). DENPASAR - Tangis Eris dan keluarganya tak mampu lagi ter...

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kuta Selatan - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen